Aku yang malam hari itu memilih pergi
Tentu bukan tanpa niat dan sebab
Berjalan mencoba mengimbangi kecepatan angin yang semilir
Terkoyak dalam keambiguan
Sungguh dalam rasa ragu yang begitu hebat
Seketika memuncak dalam emosi yg berbaur pecah
Terkadang mayor lalu me-minor
Angan dan ingin tak lagi berirama
Aku yang tertunduk menelusuri jalan
Di antara bias cahaya dan bayang remang
Hujan begitu memikat, begitu melekat
Menggodaku seakan tangis tak lagi dalam khayal
Tuhan
Malam-Mu bercerita
Gelap-Mu tetap bercahaya
Tetes-tetes air mata melebur bersama hujan-Mu
Membawa semua kikisan rasa yang selalu bertanya
Tuhan
Aku cinta segala bentuk kebesaran dan ciptaan-Mu
Di setiap embun murung-Mu
Di setiap lembayung senja kuning menyala
Keyakinan itu selalu ada
Setiap kali dan setiap warna
...
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment