Terpaksa hati
melawan rasa
Terpaksa jiwa
menikmati dalam ragu
Bodoh? Memang!
Bibir yang
kaku, lemah dan terbata
Seolah lupa
cara merebah senyum
Bias
terhempas tanpa warna-warna lagi
Pupus mati
terbakar dan hanyut begitu saja
Rasa sesal
Semakin lama
semakin mengental
Menyesak
dalam rasa yasng hamper mati dan membusuk
Membusuk
dalam pilu yang tak tertahan
Hilang dan
tertunduk dalam kemenangan sepi
Dia,dia,dirinya
Bukan
malaikat
Namun tanpa
sadar selalu mengawasi
Tanpa sadar
juga selalu di hati
Berdiam pun
tak berarti
Terlalu takut
untuk mencintai
Namun lebih
takut lagi untuk kehilangan
Dia,dia,dirinya
Begitu saja
dalam segala kepolosannya
Hati yang
tuna akan anugrah cinta
. . .
0 comments:
Post a Comment