#10 Dia, Dia, Dirinya



Terpaksa hati melawan rasa
Terpaksa jiwa menikmati dalam ragu
Bodoh? Memang!
Bibir yang kaku, lemah dan terbata
Seolah lupa cara merebah senyum
Bias terhempas tanpa warna-warna lagi
Pupus mati terbakar dan hanyut begitu saja
Rasa sesal
Semakin lama semakin mengental
Menyesak dalam rasa yasng hamper mati dan membusuk
Membusuk dalam pilu yang tak tertahan
Hilang dan tertunduk dalam kemenangan sepi
Dia,dia,dirinya
Bukan malaikat
Namun tanpa sadar selalu mengawasi
Tanpa sadar juga selalu di hati
Berdiam pun tak berarti
Terlalu takut untuk mencintai
Namun lebih takut lagi untuk kehilangan
Dia,dia,dirinya
Begitu saja dalam segala kepolosannya
Hati yang tuna akan anugrah cinta

. . .

0 comments:

Post a Comment

 

Followers

Links

BumiBloggerWarung Blogger